7/11/2018

Rindu #2

"Kamu adalah do'a yang ku sebutkan dalam shalatku."

Saat itu ingin aku bilang kepadanya agar dia bisa selalu ada untukku. Tapi aku tau hubungan kita tidak akan jauh kemana-mana. Hanya berlari ditempat tanpa tujuan.

Kita berbeda keyakinan yang membuat aku tidak mau kamu naksir sama aku. Walaupun terlihat dari awal kita bertemu kamu sangat yakin kepadaku dan mungkin kamu berharap bisa hubungan ini lebih jauh lagi. Aku selalu memberi batasan kepada kamu bahwa aku tidak bisa pindah ke agamamu dan kamu mungkin tidak akan ke agamaku. Kita hanya sekedar kenalan ataupun teman yang saling membutuhkan satu sama lain.

Kamu selalu ingin ketemu dan aku selalu membatasi pertemuan kita tidak terlalu sering. Dikarenakan yang telah ku katakan diatas dan rumah kita yang beda kota. Aku tidak mau kamu rela dari Jakarta ke Bekasi cuman jemput aku dari kampus ke rumah. Entah jika itu terealisasi kamu nyampe jam berapa untuk jemput aku?

Aku merasa nyaman dengannya, merasa berdebar-debar saat membaca chatnya dan terkadang mungkin karena aku yang berantakan ini akhirnya mendapatkan pria yang berbeda keyakinan. Seperti pepatah "jodohmu adalah cerminan dari dirimu sendiri". Entah benar atau tidak pepatahnya intinya seperti itu.

Dia yang lebih tua 4 tahun dariku membuat aku merasa bodoh dan apa yang dia bilang adalah benar. Ditambah pendidikan dia yang S2 sedangkan aku D3 aja belum lulus. Pengalaman dia yang buat aku kagum. Mungkin karena dia sudah hidup lebih lama 4 tahun dariku.

Aku ingin bilang banyak tentangnya tapi aku bingung harus ku tulis seperti apa? Dia pria yang aku rindu dengan kenyamanan saat berkomunikasi dan bersamanya.

Aku seperti terlindungi dari hujan yang datang terus menerus saat itu.